#part sebelumnya ...
“Kalian
ini nggak bisa kalau nggak gaduh seharian aja?” Bunda menegur.
Meri terdiam
mendengar teguran Bundanya, Valdo masih terkekeh geli mengingat respon
Kakaknya.
***
Enam
puluh menit berlalu, mobil keluarga Meri sudah memasuki gang rumah Tante Diah.
Meri dan Valdo tampak menyiapkan barang-barang yang akan dibawa ke luar. Setelah
sampai di depan rumah Tante Diah, Deli yang pertama kali menyambut kedatangan
keluarga Meri. Valdo tampak bersemangat ketika melihat Deli tersenyum ramah
padanya.
“Duh
kelepek-kelepek, ya, Dek, lihat senyumnya Deli?” goda Meri.
“Kakak
sok tau banget.”
“Iya
tau, lah.” Meri menjawab sembari turun dari mobil.
Ayah
dan Bunda Meri menghampiri Tante Diah
terlebih dahulu. Meri membuka bagasi mobil untuk mengambil oleh-oleh yang sudah
disiapkan. Deli membantu Meri membawakan ke dalam supaya Meri tidak kesulitan.
“Apa
kabar, Del?” Mery membuka percakapan.
“Baik,
Kak. Kak Meri apa kabar?”
“Baik
juga Alhamdulillah. Suka lihat kamu makin syar’i.”
“Ah,
Kak Meri. Deli baru belajar pakai hijab, Kak.”
“Nggak
apa-apa, itu sudah bagus. Daripada nggak sama sekali. Semoga istiqomah, ya,
Deli.”
“Terima
kasih, Kak Meri.”
Meri
menjawab dengan anggukan.
“Deli,
maasyaaAllah … kamu cantik banget pakai hijab,” Bunda Meri menyapa Deli.
“Terima
kasih, Tante.” Deli tersenyum.
“Iya,
Mir. Alhamdulillah Deli sudah mau pakai hijab,” sambung Mama Deli.
“Cantik,
Di. Mirip kamu jadinya.”
“Ah,
kamu ada-ada saja, Mir.”
Mereka kemudian
berbincang banyak dan saling bertukar cerita selama satu tahun tidak berjumpa.
Valdo tampak bahagia saat bercerita dengan Deli. Hanya Meri yang yang lebih banyak
diam dan memilih untuk menikmati kue yang ada di meja.*to be continue ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar